keraguan, usia, dan pernikahan.

Kali ini aku ingin menulis tentang keraguan, usia, dan pernikahan. Berhubung belakangan ini banyak banget orang menikah, aku jadi kebagian pertanyaan semacam 'kapan nikah?" dan pertanyaan ini mulai annoying lebih dari biasanya.

Mungkin karena yang menikah adalah teman-teman sepermainan, seusiaku. Mereka satu persatu telah meninggalkan masa pacaran yang sekedar pacaran hingga memutuskan untuk melepas masa lajang. Dengan pilihan hati masing-masing, meskipun ada perkecualian menikah karena terdesak keadaan, alias hamil duluan.

Well, kita tidak akan membahas area privasi mengenai hamil tidak hamil. Yang ingin kukupas adalah mengenai perjalanan menuju keputusan untuk menikah. Rasanya bohong kalau kubilang aku tidak tertarik menyelami bagaimana rasanya. Sebab yang kutahu, setiap perempuan pada umumnya akan begitu sibuk memilih ini-itu untuk hari bahagianya. Aku melihat rekan-rekanku, mengusahakan diri menjadi lebih menarik. Mencari ke sana-kemari tukang jahit dan tukang rias terbaik, mengurangi porsi makan demi bentuk tubuh idaman di hari H. Ahhh.. ada rasa iri pelan-pelan merayap.

Ibuku dan beberapa orang telah membicarakan. Bahwa menikah, kehidupan pernikahan itu betul-betul tidak mudah. Bahwa dia yang menjadi pasangan hidupmu kelak haruslah dia yang kau yakini. Bila ada setitik rasa tak yakin, menjauhlah dan pertimbangkan kembali. Ini kulihat dari seorang kerabat yang sering datang untuk curhat kepada ibuku.

Kami mengenalnya sejak dia masih berstatus pacar. Lalu dia bercerita tentang permasalahannya menjelang pernikahan, dan cerita-cerita itu berlanjut hingga kini, pasca berumahtangga. tapi, secara garis besar, kami menangkap lebih banyak duka dibanding suka di balik cerita itu. Sulit mengakui, tapi sepertinya ada rasa penyesalan telah terlanjur menikah.

Aku bukan anti pernikahan. Aku bukan munafik. Aku mengingingkannya. Tapi tidak tahu akan seperti apa jadinya nanti, dan begitu banyak perkiraan serta pertanyaan berkelebat di kepalaku.

Kini, biarkan saja orang-orang berbondong-bondong mempertanyakan kapan hari H-ku. Aku cuma bisa tertawa garing menjawabnya.

hhhhhhhhhhh

Komentar

  1. Jangan ragu, keraguan membuat orang berhenti ditengah jalan.
    pacaran, menikah atau hubungan sosial lainnya bisa diibaratkan dua orang yg berjalan sambil ngobrol tanpa pegangan tangan. hrs ada komunikasi atau dialog antar keduanya. setiap tindakan harus dibicarakan dan keduanya hrs saling meyakini. jika yg satu ragu maka ia akan berhenti dan ditinggal oleh temannya. sedangkan temannya krn terlalu yakin terus berjalan sambil ngomong sendiri.
    bagi yg ragu ia akan merasa ditinggalkan, sedang bagi yg terus jalan akan merasa dikerjai dikadali dan dibohongi. soalnya dari td kok ngomong sendiri hahahaha
    jadi yg biasa kulakukan adalah membawa spion supaya tau keadaan kiri kanan hahahaha....
    soriii aku ga bs beri kesimpulan dan saran untuk kasusmu krn tiap orang beda dan kebetulan kasusmu rumit hehehe...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer