Damn, I Hate It

Kok tiba-tiba ada semacam slide show yang memperlihatkan senyum kebahagianmu.
Senyum bahagia yang kamu bikin di atas penderitaan saya.
Seperti tertawa mengejek, bahwa kamu tahu pusat kelemahan saya lalu menyerangnya saat saya lengah. Saya benci berprasangka buruk padamu. Tapi lebih benci mengenangmu yang begitu baik, tapi cukup jadi bagian masa lalu.

Benci sekali sebab kamu tidak tahu.

Damn, I hate to be conscious.
Saya benci tiba-tiba ingat kamu, sebab semuanya painful.

Tapi lebih daripada itu, saya benci telah jadi begini lemah.
Biarlah saya jadi pembenci sesorean ini. Sebab besok, saya mau bahagia sepenuhnya.

Komentar

Postingan Populer