A Selfnote about Farewell

Hari ini ada beberapa teman lagi yang resign. Mereka satu Departemen. Saya sebagai karyawan awam tidak tahu-menahu tentang hal ini, sebab utama kenapa Departemen tersebut dihapuskan.

beberapa hal menyedihkan yang terjadi adalah, saat mereka datang ke kantor dan duduk di ruang tamu. Dulu, biasanya mereka langsung masuk ke ruang kerja masing-masing dan berkeliling bebas ke segala penjuru bangunan. Kini, akses masuk ke dalam gedung sudah diganti. Otomatis, ini merupakan sebuah sekat tak terlihat yang memisahkan mereka, mantan karyawan, dengan kami, para karyawan.

Hari ini mereka packing barang-barang, lalu memindahkannya ke mobil sang mantan Head Department. Sedih melihatnya, sebab di mana-mana, bagiku perpisahan adalah saat-saat yang sulit. Meskipun berkali-kali berhadapan dengan perpisahan, aku tak pernah bisa menemukan formula terbaik menghadapi akibatnya.

Entah kenapa, aku benci sekali perpisahan. Mereka membuat orang-orang yang pernah ada di sekitarku jadi jauh, sulit dijangkau.
Pengalaman sudah membuktikannya berkali-kali. Begitu berjumpa, semuanya tak bisa sama lagi.

Selalu ada kenangan manis yang menyertainya. Dan terkadang itulah yang membuatnya justru menjadi semakin menyedihkan.

farewell,
kapankah aku siap?

Komentar

Postingan Populer