Ladies talk

Semalam Ayu Utami nginap di rumah. Ini pertama kali dalam sejarah pertemanan kami selama 10 tahun. hahahaha. Telat banget sepertinya, kalau dibandingkan dengan anak-anak jaman sekarang yang sudah biasa dan sering nginep-nginepan. Tapi nggak apa-apa lah, yang penting happy :)

Jadi seperti yang sudah diramalkan sebelumnya, kalau kami pasti bakal begadang. Tadinya kegiatan malam itu adalah nonton si cakep Lee Min Ho di City Hunter episode 1 dan 2 sambil ngerujak. Lalu semakin malam rasanya udah semakin ngantuk dan kami pindah ke kamar.
Ternyata obrolan di tempat tidur berlangsung sampai jam 1 pagi.

Aku jadi mendengar cerita-cerita tentang perjalanan sepasang kekasih untuk berjuang mempertahankan hubungan selama 6 tahun. bahwa pasti, pasti, pasti, akan ada hal-hal yang membuat tidak nyaman, terkadang ingin berhenti, dan juga titik balik merasakan betapa pasangannya begitu baik dan terbaik.

Kami waktu itu juga membicarakan seorang mantan pacarnya yang hari itu menikah dengan orang lain. Tentang si mantan yang tiba-tiba menghubunginya supaya bisa berbicara bebas untuk terakhir kalinya. Bahwa ada sedikit perasaan aneh yang membuatnya bertanya-tanya. Membandingkan janji si mantan pacar yang dulu berjanji untuk menunggunya, tapi kenyataannya justru memutuskan untuk menikah lebih dulu. Sepertinya aku tahu bagaimana rasanya mendengar seseorang berjanji padamu dengan (terlihat) sungguh-sungguh, lalu mengingkari janjinya sendiri. Dalam hal ini, kamulah yang merasa dirugikan.

Tapi di atas segala perasaan negatif itu, dia hebatnya masih bisa memanggil logikanya. Dia bilang, "kalau toh aku jalan sama dia, nggak akan ada ujungnya. Soalnya pada dasarnya kami memang tidak cocok. Dia belum tentu bisa memahami profesiku (sebagai dokter), dan aku tidak bisa memahami pola pikirnya yang lebih suka istri tinggal di rumah. Dia memang cakep sih, tapi ga kebayang kalau aku jadi istrinya."

Bingo.
Kata-kata itu membangunkan sesuatu yang selama ini harusnya kulakukan. Kan harusnya aku melawan perasaan galau ini??!! harusnya sisi yang kubangkitkan adalah: untung ga sama dia. Kalau tidak, mungkin akan merasa diabaikan terus, rendah diri terus, ga punya lawan bicara yang bisa diajak bertukar pikiran atau membuatmu terpukau karena wawasannya yang luas. Bukannya malah fokus terus-menerus dengan pola pikir ini: apa salahku sampai kami gagal melanjutkan hubungan ini? kenapa dia harus bersama orang lain? dan seterusnya. Ayolah, lawanlah!

Harusnya seperti itu..
Ayoo.. pasti bisa :)

Komentar

Postingan Populer