Wadah yang kadaluarsa
Baru habis membaca blog Dewi Lestari alias Dee.
Entah kenapa saya dihantarkan pada halaman dengan judul Catatan tentang Perpisahan.
Saya merasa topik ini cukup aktual, sesuai kebutuhan saya beberapa waktu terakhir ini.
Perpisahan tidak melulu karena putus hubungan pacaran toh? bisa karena kepindahan, bahkan kematian. Masing-masing sebab juga punya sub-sub khusus. Yang pastinya berbeda menurut pengalaman tiap manusia.
Saya sakit, masih sakit sampai sekarang. Meskipun itu sudah berbulan yang lalu.
Meskipun saat ini saya sudah mencoba lagi merangkai hubungan dengan orang baru. Meskipun orang baru tersebut begitu pengertian hingga masih mampu mendengarkan saya menangisi karena sakit di masa lalu.
Meskipun saya tahu bahwa kisah saya bukanlah yang paling tragis.
Ini bukanlah untuk dikasihani.
tapi ya begitu, tetap saja rasanya galau.
Kata teman di twitter, galau adalah harapan.
Kata Dee, perpisahan itu punya sebab yang sederhana, yaitu "sudah waktunya"
hal-hal semacam nggak cocok, orang ketiga, beda prinsip, dsb, adalah hasil sebuah pencarian. Padahal semua hubungan itu punya batas kadaluwarsa. Dan ketika seseorang dan orang yang dia ajak berhubungan bermaksud menyudahi "wadah" hubungan itu, bukan berarti dia menyerah dan tidak mau menjalani cobaan dari Yang Maha Kuasa. Sebab tidak selamanya "wadah" itu tepat dari masa ke masa.
Mungkin saja, wadah "pernikahan" bagi sepasang manusia sudah harus berganti ke wadah "pertemanan" atau "persahabatan" karena masa kadaluarsa sebagai suami-istri itu sudah tiba.
Entah kenapa saya dihantarkan pada halaman dengan judul Catatan tentang Perpisahan.
Saya merasa topik ini cukup aktual, sesuai kebutuhan saya beberapa waktu terakhir ini.
Perpisahan tidak melulu karena putus hubungan pacaran toh? bisa karena kepindahan, bahkan kematian. Masing-masing sebab juga punya sub-sub khusus. Yang pastinya berbeda menurut pengalaman tiap manusia.
Saya sakit, masih sakit sampai sekarang. Meskipun itu sudah berbulan yang lalu.
Meskipun saat ini saya sudah mencoba lagi merangkai hubungan dengan orang baru. Meskipun orang baru tersebut begitu pengertian hingga masih mampu mendengarkan saya menangisi karena sakit di masa lalu.
Meskipun saya tahu bahwa kisah saya bukanlah yang paling tragis.
Ini bukanlah untuk dikasihani.
tapi ya begitu, tetap saja rasanya galau.
Kata teman di twitter, galau adalah harapan.
Kata Dee, perpisahan itu punya sebab yang sederhana, yaitu "sudah waktunya"
hal-hal semacam nggak cocok, orang ketiga, beda prinsip, dsb, adalah hasil sebuah pencarian. Padahal semua hubungan itu punya batas kadaluwarsa. Dan ketika seseorang dan orang yang dia ajak berhubungan bermaksud menyudahi "wadah" hubungan itu, bukan berarti dia menyerah dan tidak mau menjalani cobaan dari Yang Maha Kuasa. Sebab tidak selamanya "wadah" itu tepat dari masa ke masa.
Mungkin saja, wadah "pernikahan" bagi sepasang manusia sudah harus berganti ke wadah "pertemanan" atau "persahabatan" karena masa kadaluarsa sebagai suami-istri itu sudah tiba.
wadah yang kadaluarsa wadah berkaitan dengan tempat dan kadaluarsa berkaitan dengan waktu.
BalasHapusjadi supaya tidak kadaluarsa maka cobalah hentikan waktu.....
mungkin aneh...tapi kalo sudah bisa menghentikan waktu maka tidak akan ada yg berubah ato kadaluarsa.
cobalah mencinta seperti pertama kali bertemu...
memandang seperti pertama kali bertemu
dan merasa seperti saat pertama bertemu
seperti seseorang yg mencinta mobilnya sejak ia beli sampai sekarang, saat banyak mobil baru dengan model dan kemampuan lebih. tapi tetap ia mencinta mobil lamanya karena ia bisa menghentikan waktu, mobilnya masih yg terhebat sama seperti waktu baru beli dulu hehehehe...
Semangaaat....!!!